Monday, May 11, 2009

IC story part 2

“Oik I love you”

Seminggu kemudian acara perpisahan anak kelas 6 dilaksanakan yang dijadwalkan sebelum ujian semester genap….

Siang itu di sekolah sudah dipasang tenda-tenda dan disusun kursi untuk para undangan. In back stage Cakka, Irsyad, Obiet, Patton, Rahmi, Oik, dan Agni sedang dilatih lagi vocal dan aksi panggungnya oleh Bu Winda dan Pak Jo.
“Cakka tadi kata Pak Dave, kita tampil yang pertama setelah Bu Ira kepala sekolah kita berpidato,” Irsyad memberi informasi agar Cakka siap siaga. Irsyad dan Cakka akan membawakan lagu Aku Pasti Kembali dari Pasto.
Setelah semua prepare acara pun dimulai dan Gita sang protokol membawakan acara dengan santai, tapi tetap terlihat formal. Gita dipilih menjadi protokol karena Gita pernah menjuarai sebuah lomba menjadi presenter cilik. Alhasil memang Gita berbakat.
Kepala sekolah Bu Ira disambut Gita untuk mebacakan pidatonya. Sampai detik ini acara ini tetap berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan, walaupun terik panas matahari sangat menyengat. 
Kepala sekolah Bu Ira sebentar lagi akan mengakhiri pidatonya. Gita segera mengecek dan mengode Cakka dan Irsyad untuk segera bersiap-siap untuk tampil. “Terimakasih untuk kepala sekolah atas pidatonya, dan selanjutnya marilah kita sambut Cakka dan Irsyad untuk memberikan hiburan suaranya kepada kita!”. Ketika nama Cakka disebutkan hati Oik menjadi semakin resah takut kalau Cakka tidak bisa bernyanyi dengan prima. Kenapa ya?
Standing mic pun dipilih Cakka untuk mengawali aksinya bersama Irsyad. Firasat Oik ternyata salah, Cakka dan Irsyad dengan iringan Om Ony and friends berhasil memukau mata para undangan yang menonton mereka. Tepukan riuh dan teriakan dari penonton pun mengakhiri nyanyian mereka yang perfect.
Selanjutnya Kiki dan Angel akan berpidato tentang perpisahan mereka bukanlah perpisahan selamanya. Setelah Kiki dan Angel selesai, Sivia perwakilan dari kelas 6 membacakan puisi untuk sekolahnya. Kembali penonton akan dihibur dengan nyanyian dari anak-anak yang memiliki talent. Debo dan Rahmi sebuah perpaduan yang unik membawakan sebuah lagu bertakjub Tak terbalas dari Drive. Vibrasi Debo yang bagus banget dan suara Rahmi yang bisa mencapai nada tinggi membuat lagu ini menjadi elegant.
Setelah beberapa tertib cara telah berjalan, acara break sementara. Dalam break, para undangan dipersilahkan untuk menikmati makan siang yang telah disediakan sambil menyaksikan film karya anak-anak kelas 6 dengan bantuan guru mereka. Setelah pemutaran film penonton dihibur kembali oleh Patton dan Agni dengan lagu Shadow dari Nidji.

Sebelum Oik dan Obiet berudet, terjadi sebuah kejadian…

“Aduh Obiet kamu kenapa sih? Kenapa kamu kambuh waktu kita mau tampil?!” Tanya Oik sedikit kesal. “Gak tau nih Ik, mungkin karena tadi pagi aku terlalu semangat untuk nyanyi bareng kamu, eh aku jadi lupa breakfast deh,” jelas Obiet yang sedang terbaring di UKS sambil memegang perutnya. “Kamu cepat sembuh yah! Mudah-mudahan kamu sembuh setelah break selesai,” Oik masih berharap mag Obiet cepat sembuh sebelum mereka tampil. Dengan mengangguk sedikit Obiet juga berharap seperti Oik.
Waktu sudah menjepit, Bu Winda dan Pak Jo sebagai koordinator acara perpisahan ini bingung, khawatir kalau nanti Obiet gak optimal nyanyinya. Bu Winda dan Pak Jo segera bertindak agar acara ini tetap berjalan lancar. Mereka segera melakukan perundingan dan akhirnya mencapai kata mufakat.
“Dan para penonton kita sambut Oik dengan lagunya Sempurna dari Gita Gutawa,” sambut Gita dengan penuh keyakinan.
“Kau begitu sempurna…. Di mataku kau begitu indah,” Oik melantunkan lagu tersebut dengan falsetto yang ia miliki. Baru menyanyikan beberapa lirik tiba-tiba Kak Ony and friends memberhentikan musiknya. Oik terkecoh tapi, ia ingat pesan Pak Duta “Jangan pernah terbawa suasana kacau pada saat tampil”. Oik pun berusaha menjadi seperti sedang melaksanakan aksi panggung yang telah terencana. Seorang anak laki-laki telah membantu mengendorkan kening Oik yang mengerut. Ia melanjutkan lagunya, “Kau adalah darahku, kau adalah jantungku, kau adalah hidupku lengkapi diriku oh saying ku kau begitu, SEMPURNA….”. Cakka! Cakka yang menjadi partner Oik menyanyi. Oik terkejut dan sempat gerogi, mungkin karena dia masih menyimpan perasaan tersebut dengan Cakka. Cakka serasa mempunyai kemistri dengan Oik. Penampilan terakhir itu pun mengakhiri acara perpisahan dengan membuat orang terpesona.
Acara perpisahan usai sudah. Semua anak dan para undangan meninggalkan tempat. Di sebuah kelas yang dijadikan sebagai dress room tersisa Oik dan Cakka mereka paling lama karena penampilan terakhir.
Ketika Oik sedang membereskan barang-barangnya Cakka menghampiri. “Oik, kenapa sih kamu diam-diam dengan aku?” Tanya Cakka menatap serius mata Oik. “Aa a a a… Nggak kok, nggak apa-apa, makasih ya kamu tadi udah jadi partner aku tadi kamu keren deh,” kata Oik memuji Cakka. “Iya sama-sama”. “Ik, aku….” Oik mulai merasakan hal yang aneh. Dan Oik pun segera meninggalkan Cakka, karena Rahmi telah menunggu. “Oik! Aku belum selesai ngomong sama kamu!” Teriak Cakka memanggil Oik. Sepertinya Cakka sedang broken heart karena dia merasa tidak mempunyai kesempatan lagi untuk mengungkapkan perasaannya. Setelah berlari beberapa langkah. “Cakka, tunggu aku ya!”. Kata Oik membuat Cakka bingung.
Keesokan paginya anak-anak kelas 5 mengikuti pelajaran olahraga. Rahmi, Agni, dan Oik yang setelah selesai memukul bola kasti langsung istirahat. Dan di lapangan sebrang Cakka, Irsyad, dan Patton sedang bertanding bola basket dengan Obiet, Debo, dan Abner. Babak pertama telah berlangsung dan semua tim beristirahat. Cakka sibuk mencari-cari botol air minum mineralnya. “Nih Cakka!” Oik menyodorkan sebuah botol air mineral dan duduk di sebelah Cakka.
“Oik, sebenarnya kemarin aku cuma mau bilang…..”. “Bilang apa Cak?”. Mereka berdua jadi sama-sama penasaran. Cakka mengutkan dirinya, “Oik, I love you,”. Perkataan Cakka membuat Oik sontak kaget. Ternyata firasat Oik tentang Cakka yang menghampirinya kemarin benar. Cakka kembali berkata, “Aku boleh gak jadi your boy friend?”.

Apakah Oik akan menerima Cakka? Bersambung….

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home