Monday, May 11, 2009

IC story part 3

“Oik answer for Cakka and Obiet”

“Cakka, maaf aku gak bisa nerima kamu,” kata Oik dari hati ke hati dengan Cakka. Cakka menunduk menjadi lesu. “Tapi….”. Mendengar Oik berkata “tapi” Cakka merasa seperti masih ada harapan. “Tapi, Cakka kita bisa jadi sahabat yang paaaaaaaaaling dekat. Karena itu belum waktunya untuk kita mikirin itu. Yang kita pikirin itu gimana caranya supaya ujian besok kita bisa dapetin nilai yang terbaik. Oghe, Oghe!” jelas Oik membuat Cakka mengerti. “But, afterwards?” Tanya Cakka sok berbahasa inggris yang artinya “tapi, setelah ini?”. “Hmmmm gimana ya… Tanya aja sama cermin!”canda Oik sambil mendorong Cakka dari kursi. Mereka pun saling kejar-kejaran. Setelah waktu istirahat pertandingan basket berakhir, Cakka kembali bertanding. Karena baru diganti baterai baru si Cakka langsung memenangi pertandingannya.
Jam olahraga dan keluar main telah usai. Kini anak-anak akan mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia oleh Bu Uci. Patton bertindak sebagai ketua kelas, langsung memandu teman-temanya memberi salam kepada Bu Uci. “Beri sikap! Beri salam!” perintah Patton kepada teman-temannya. Patton beserta teman-temannya pun memberi salam dengan serentak dan dengan nada yang sudah melekat di hati anak-anak. “Selamat siang buuuuuuu,” anak-anak serentak memanjangkan kata-kata “bu” nya. Patton memang berkharisma menjadi seorang pemimpin ya!
“Anak-anak seperti apa yang telah kita sepakati minggu kemarin, hari ini akan diadakan ulangan Bahasa Indonesia agar kalian bisa berlatih dalam menghadapi ujian yang sebentar lagi akan dilaksanakan,” jelas Bu Uci kepada anak-anak.
“Debo, Patton tolong bagikan lembar jawaban dan kertas soal ini!” Bu Uci memerintahkan Patton sang ketua kelas dan Debo sang wakil ketua kelas tersebut. Debo dan Patton pun segera melaksanakan perintah Bu Uci.
Oik lupa membawa pulpen, ia pun meminjam pulpen ke tetangga sebelahnya yaitu Agni. “Agni, aku pinjam pulpen kamu dong! Aku lupa bawa nih!” kata Oik. “Ya… Maaf Oik aku Cuma punya satu pulpen,” kata Agni dengan penuh kekecewaan. Karena tadi baru saja menjadi sahabat Cakka, Oik langsung melirik ke arah Cakka dan berbisik memanggil Cakka. “Cak! Cakka! Hey Cakka!” bisik Oik dari belakang. Cakka belum juga menoleh ke belakang, Oik pun memanggil Cakka kembali, “Cakka!” suara Oik sedikit keras dan semua anak menatapnya, tapi Oik pura-pura tak tau. Untunglah Cakka menoleh ke belakang. “Oik, ada apa?” tanya Cakka pada Oik. “Cakka, kamu ada pulpen dua gak? Aku pinjam dong! Pulpen aku ketinggalan nih,” jelas Oik berbisik pada Cakka. “Aduh Ik, maaf yah semua pulpen aku cancuters nih yang sehat tinggal satu,” kata Cakka yang membuat Oik tidak mengerti dengan kata-katanya yakni “cangcuters”. Menurut pengertian Oik cangcuters itu adalah grup band yang kakinya pada langsing-langsing. “Maksud kamu apa sih cangcuters?” balas Oik sambil bertanya lagi dengan Cakka. “Cancuters itu artinya cucut, cucut itu artinya mucut, mucut itu artinya macet,” Cakka jadi mister lebay. 
Ulangan telah dimulai, tapi Oik belum juga menapatkan pinjaman pulpen. “Oik, ini pakai pulpen ku aja!” Obiet menawarkan ke Oik. Ya ampun udah selama ini Oik sama Obiet baru bicara. Tapi karena ingin memulai lembaran baru dengan Obiet, Oik pun me-respond penawaran Obiet tersebut. “Oh iya, makasih ya Biet. Kamu memang malaikat penolong aku!” kata Oik dengan kegirangan. Obiet tersenyum dengan Oik, karena udah bisa ngomong lagi dan bisa jadi sahabat lagi.
Pelajaran Bahasa Indonesia hari ini waktunya 2 jam, tapi dengan waktu 1 jam 30 menit rata-rata semua anak sudah menyelesaikan tugasnya dan kelas menjadi ribut. Itulah rata-rata kebiasaan anak-anak pertama-pertama mulai ulangan atau ujian diam bangetttttt. Kalau udah siap aja, pasti ngobrol aja tuh kerjanya. 
“Anak-anak semuanya udah selesai belum,” tanya Bu Uci. “Udah bu…” serentak semuanya. “Nah kalau udah selesai kita koreksi bareng-bareng yah jawabannya!” kata Bu Uci. “Oke Bu,” kata Debo berbicara sendiri dari belakang. “Debo! Tolong tukarin kertas jawaban teman kamu dengan teman yang lain yah, supaya gak ada yang bertindak curang,” perintah Bu Uci yang membuat Debo Kaget dan Rahmi cekikikan.
Setelah Ibu Uci menuliskan jawabannya di papan tulis anak-anak pun mengkoreksi kertas jawaban yang didapatnya. Setelah selesai mengkoreksi anak-anak sibuk melihat siapa yang mengkoreksi kertas jawabannya.
Bel pulang berbunyi semua anak bersorak dan buru-buru membereskan barang-barangnya. “Rahmi nanti temenin aku ke pustaka yah, aku mau cari-cari kosa kota baru buat lanjutan cerpen aku,” pinta Oik sekalian mengajak Rahmi. “Oh oke duegh, aku juga mau ngerjain pr les nih,” kata Rahmi setuju.
Ketika hendak menuju ke perpustakaan, “Oik aku ke toilet dulu ya kebelet nih udah gak tahan,”. “Titip ya!” kata Rahmi lagi sambil memberikan tasnya dengan Oik dan langsung berlari ke toilet.
Sewaktu Oik menunggu Rahmi yang dari toilet, Obiet datang menghampiri. “Hey Obiet! Oh iya aku lupa ngembaliin puplen kamu ya!” kata Oik pun langsung mengambil pulpen Obiet yang ada di tasnya. “Ini Obiet pulpen kamu makasih banyak ya!” Oik memberikan pulpennya kepada Obiet. Setelah menerima pulpen dari Oik, Obiet pun duduk di sebalah Oik. “Oik, makasih banget yah kamu udah jadi sahabat aku lagi. Kalau tentang perasaan aku yang dulu, udah hilang kok. Aku juga berpikir buat apaan tuh! Bikin otak tambah geger aja, iya akan Oik?” Tanya Obiet dengan gayanya. “Kamu bener Biet, Biet kamu kemarin kemana aja? Kok baru sekarang kamu semangat hidup?” tanya Oik sambil menepuk pundak Obiet. “Agh ngacho aja kamu,” kata Obiet seraya menyimpan pulpennya. “Oik, itu ayah aku udah jemput, bareng yuk!”. “Oh, makasih Biet tapi aku ada yang mau dikerjain di pustaka bareng Rahmi,” jelas Oik. “Gitu ya, oke aku go to my home dulu ya,” kata Obiet sambil berlari menuju ayahnya dan melambaikan tangannya pada Oik.
Oik sudah lama menunggu Rahmi, hampir 15 menit. Ia pun langsung masuk, dan ingin menunggu Rahmi di dalam. Di dalam dilihatnya Rahmi sedang asyik mencatat sesuatu yang diambil dari buku di perpustakaan. “Rahmi?” tanya Oik heran pada Rahmi yang sudah ada di dalam sejak tadi. “Ik ini aku udah bantuin kamu catatin beberapa kosa kota yang baru sekaligus artinya. “Kamu kok bisa masuk sih?” tanya Oik lagi dengan keadaan masih bingung. “Ye… masuk mah lewat pintu atuh neng!” kata Rahmi berbicara seperti orang sunda walaupun gak mirip-mirip banget. “Tadi aku ngelihat kamu dengan Obiet kayaknya serius banget, so aku langsung go into aja,” kata Rahmi lagi sambil menjelaskan kepada Oik tentang keberadaannya. Setelah selesai mengerjakan tugas masing-masing mereka berdua pun langsung pulang ke rumah.

Bersambung…..
For this momment, aku belum bisa ngelanjutin cerita bersambung ini lagi….. Karena akan terus berpikir untuk mendapatkan inspirasi. But, udah dapat satu pelajaran khan??? Lihat deh Oik yang masih kelas 5, gak mau nerima cintanya Obiet dan Cakka, because belum waktunya untuk mikirin itu. Iya sih setiap orang memiliki hak untuk menyukai seseorang. Tapi, kalian mau tau tips untuk menyukai seseorang dengan sehat. Ungkapin aja perasaan kamu, kalau setiap kamu dekat sama si dia kamu nyaman dan senang. Praktis dan ekonomis kan? Gak harus dilampiaskan dengan pacaran itu sendiri, karena itu akan menganggu pikiran kamu yang masih muda dan masih ingin menggapai mimpimu. Juga dengan aku lampirkan beberapa kata-kata bahasa inggris mudah-mudahan bisa nambah ilmu kamu ya! Good luck my best friend, wait this story okay!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home